Pengalaman Pribadi: Proses LPDP dari NOL
Dalam tulisan ini, saya akan berbagi cerita mengenai hal-hal yang saya alami baik sebelum mendaftar maupun setelah saya lolos LPDP. Saya akan berusaha untuk jujur dalam menulis ini supaya temen-temen taretan mungkin dapat dijadikan sebagai evaluasi diri maupun mempersiapkan lebih matang lagi dari pada pengalaman yang saya alami ini.
Hal pertama yaitu keawaman saya mengenai LPDP, saya belum pernah mendengar mengenai apa itu LPDP saat saya S1. Namun karena keambisian saya untuk menginginkan kuliah S2, maka setelah lulus saya mencari-carikabar atau informasi terkait keberadaan beasiswa S2 dalam dan luar negeri sehingga dari sinilah informasi yang muncul pertama kali adalah LPDP.
Saya tidak memiliki kesiapan apapun baik berkas atau mental untuk ikut mendaftar LPDP. Namun dengan semangat keambisian yang tinggi, saya menjelajah berbagai situs untuk memahami LPDP hingga semua syarat-syaratnya. Setelah membaca semua syarat-syaratnya yang termasuk essai, study plan, recommendation letter dll itu, yang membuat saya stuck adalah persyaratan TOEFL atau IELTS yang menurut saya lumayan tinggi untuk ukuran orang yang kurang peduli dengan TOEFL/IELTS (dulu) seperti saya ini hehe.
Setelah mengetahui adanya persyaratan TOEFL/IELTS akhirnya 2 essai LPDP yang sudah saya tulis tapi belum saya edit, saya tinggalkan dulu dan berusaha memutar otak untuk mencari cara bagaimana saya bisa belajar TOEFL atau IELTS GRATISSS karena saya belum cukup uang waktu itu haha, tapi yang penting semangat S2 duludong yang terpenting hehe.
BACA JUGA: Berkas-Berkas Yang Harus Dipersiapkan Sebelum Mendaftar LPDP
Terus TOEFL/IELTS gimana?
Mengenai hal ini akhirnya saya mendapat informasi dari teman bahwa ada kursusan yang memberikan beasiswa belajar bahasa inggris di Pare, Kediri selama 8 bulan. Tanpa fikir panjang saya cari sumber informasi tersebut dan mendapat beberapa kursusan yang menyenggarakan beasiswa belajar bahasa inggris gratis diantaranya Global English (GE), Language Center (LC), Inter Peace dan masih ada beberapa yang saya lupa, nanti saya kasih linknya yaa. Singkat cerita saja, saya keterima di Global English dan dapat pelatihan selama 8 bulan (4 bualan belajar 4 bulan lagi praktek mengajar).
Setelah program beasiswa bahasa inggris selesai, saya memutuskan untuk belajar TOEFL sebagai syarat pendaftaran Beasiswa LPDP Afirmasi Prasejahtera atau miskin berprestasi (yang entah apa prestasi saya ini wkwkw). Kurang lebih 1.5 bulan saya intense belajar TOEFL sendiri dengan durasi 10 jam perhari dan akhirnya membuahkan hasil meskipun belom lewat 600 tapi yaa cukup lah untuk modal LPDP hehe karena LPDP hanya meminta minimal 500 untuk pendaftaran. oh iya selama saya bertapa dengan TOEFL wkwk, saya menemukan banyak tips and tricks untuk ngerjain soal TOEFL tanpa baca semua soal, nah kalau teman-teman minat gabung aja ke kelas Regular, nanti saya langsung yang mengajar teman-teman. eh bukan ngajar sih, tapi lebih pada berbagi ilmu aja. tenang ada materi dan modulnya kok cek DISINI ya
BACA JUGA: Cara dapat Skor TOEFL 500+ dalam 1.5 Bulan
Lalu setelah TOEFL?
Karena TOEFL sudah tercapai, saya melanjutkan esai saya yang tertunda dan saat saya baca kembali esai yang sudah saya tinggal selama kurang lebih 1 tahun, aduuh masyaAllah essai ini ternyata kurang bagus kalau bahasa kerennya sih alay banget haha padahal saat menulis 1 tahun lalu essai itu sudah saya rasa bagus banget hehe.
Dari sinilah saya ingin menyarankan pada teman-teman yang hendak membuat essai agar yang pertama, selalu mengecek kembali essai yang telah kita buat. Jika kita sudah merasa essai kita sudah manteb, maka simpanlah lalu coba periksa lagi 2 hari kemudian inyaAllah akan terlihat lagi kekurangan dari essai yang kita buat tadi. Kedua, perbanyaklah baca contoh essai yang ada di intrnet kemudian cari poin-poin apa yang penulis masukkan kedalam essainya. Jika kita menemukan poin bagus dan patut dimasukkan kedalam essai kita, maka cobalah untuk memasukkan poin-poin tersebut. Dan yang ketiga, mintalah bantuan temanmu untuk membaca dan mengkritik essai-mu sepedas-pedasnya karena hal itu akan membuat essai-mu lebih baik.
Bolehkah Kita Merevisi Atau Proof-Read Essai Kita Sendiri?
Jawbannya boleh banget..! lalu apakah proof-read sendiri itu bagus? Emm saya sih oke oke aja asal kita benar-benar PD dengan ketelitian kita tapi saya sangat menyarankan untuk proof-read keteman atau orang lain yang suka membaca karena mereka memiliki sudut pandang yang tidak sama dengan kita sehingga kita dapat melihat kekurangan kita. Tapi dikarenakan saya ini orangnya sungkan atau tidak enakan untuk minta bantuan teman atau orang lain untuk merevisi essai saya, akhirnya saya merevisi sendiri essai yang saya buat dengan cara membacanya berulang-ulang mungkin sampek tak terhitung berapa kali saya mengulang membacanya TAPI “jangan tiru ya gengs Please play safe” dan untuk detail cara buat essai LPDP akan saya ulas di postingan berikutnya.
Bagaimana Dengan Study Plan?
Setelah essai pertama fix, saya lanjut menggarap kembali Study Plan atau Rencana Study. Dalam membuat study plan kita harus benar-benar memiliki informasi yang cukup mengenai mata kuliyah persemester, silabus, system pembelajaran, peringkat jurusan dan kampus berdasarkan QS World Rank. Hal ini penting untuk disiapkan karena study plankita akan diobrak-abrik nantinya oleh interviewer LPDP. Jadi kita tidak boleh asal-asalan dalam membuat rencana study apalagi secara sembarangan memasukkan mata pelajaran tanpa kita memahami maksud dan tujuanya. Ini akan menjadi boomerang bagi kita saat menjalani test interview karena tak jarang interviewer menanyakan apa maksud, fungsi atau manfaat dari mata pelajaran A, B, C yang ada di dalam study plan kita.
So, pastikan bahwa kita sudah benar-benar punya alasan kenapa memilih jurusan A, di kampus B bahkan di negara C serta apa manfaatnya untuk karir masa depan dan komunitas kita. Untuk mengetahui cara membuat Study Plan/Rencana Study lihat bisa klik disini.
Dari siapa surat rekomendasi yang lebih baik?
Setelah semua syarat terberat (TOEFL, Study Plan dan Essai) sudah saya penuhi, berikutnya saya berburu Surat Rekomendasi. Sering kali teman-teman bertanya Dari siapa surat rekomendasi yang lebih baik? Sebenarnya surat rekomendasi bebas dari siapapun yang penting mereka sudah lama mengenal dan mengetahui perkembangan belajar kita. Semakin tinggi jabatan orang yang memberi rekomendasi kepada kita, semakin bagus dan besar pula daya jual kita. Oleh karenanya saya memilih untuk meminta rekomendasi dari Rektor S1 dan Direktor S2 di kampus S1 saya dulu karena kebetulan saya kenal baik dengan beliau hehe.
Namun teman-temen, surat rekomendasi bukan hanya tentang posisi tapi juga seberapa lama orang yang merekomendasikan itu kenal sama kita. Jadi menurut saya cari yang memiliki jabatan penting dan mengenal kita dengan baik. Loh, tapi bagaimana kak kalau kita tidak kenal dengan petinggi kampus atau hanya kenal dengan para dosen saja? Apakah itu akan mengurangi daya jual kita pada LPDP? Atauuu bla bla blaa. Stopp! Tenang saja semua itu tidak akan mengurangi daya jual kita kok, dan rekomendasi juga tidak dijadikan final untuk kalian keterima atau tidak hehe jadi jangan merendah dulu yaa, dosen pun tidak masalah untuk mengisi rekomendasi kita selagi beliau mau dan mengenal kita dengan baik boleh saja. Tapi saran saya kalau bisa carilah yang memiliki jabatan yang tinggi dulu. Silahkan lihat contoh surat rekom disini.
Apa sayarat-syarat yang lain juga susah?
Nggak kok, gak susah malah gampang. Setelah rekomendasidi tangan, sisanya hanya mengumpulkan syarat-syarat kecil seperti surat keterangan sehat, surat keterangan tidak mampu dari kepala desa, rekening listrik, dll. tidak ribet kok dalam 3 hari saja semua persyaratan ringan ini bisa kita selesaikan (lihat berkas-berkas LPDP Disini). Nah sekarang waktunya Submit ke portal atau web LPDP. Tapi kalau belum memiliki akun LPDP sebaiknya buat dulu dan ingat JANGAN asal-asalan saat membuat akun LPDP karena kita hanya bisa membuat SATU KALI seumur hidup. Jadi hati-hati dan perhatikan baik-baik semua instruksi di portal tersebut.
Tahap II LPDP TPA, KEPRIBADIAN & EOT
Sebulan kemudian saya mendapatkan pengumuman kelulusan seleksi berkas dan masuklah saya pada tahap kedua yaitu Seleksi Berbasis Komputer (SBK). Waduh di sini saya seneng sekaligus takut karena jujur saya lemah banget dalam TPA/SBK terutama pelajaran matematika tapi saya tak berkecil hati karena rentan waktu SBK-nya 1 bulan akhirnya saya belajar setiap hari dengan mengerjakan soal-soal TPA dari berbagai aplikasi di Handphone dan buku hingga alhamdulillah bisa kok asal sungguh-sungguh. Oh iya untuk soal TPA/SBK LPDP saya sarankan belajar TPA untuk test PNS karena program SBK dan Test PNS berasal satu penyelenggara oleh karena itu soal-soalnya pun hampir keseluruhan mirip-mirip terutama pada Matematika Dasar, Deret Angka, Logika dan Sinonim/padanan kata jadi pelajari itu bener-bener ya Taretan.
Saat test SBK, kita diharuskan memakai pakaian putih dan bawahan hitam + spatu fantofel. Dalam test ini, ada 3 tipe test yang akan kita hadapi. Yang pertama, test TPA seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Test yang kedua adalah Test Kepribadian. Test kepribadian ini ditujukan untuk menguji karakter dan kemampuan leadership dan sosial kita. Dalam test ini tidak ada benar salah namun setiap jawaban memiliki nilai atau skor yang berbeda. Jadi pilihlah yang paling baik menurut teman-teman yaa. Adapun soal-soalnya seperti berikut (jika saya tidak lupa):
“Jika kamu bekerja di sebuah perusahaan bersama sahabat baikmu dan kemudian suatu hari temanmu menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, apa yang akan kamu lakukan?”
- Saya akan melaporkan pada atasan/bos
- Saya akan membiarkannya saja dan memaklumi
- Saya akan mengadukan pada karyawan lain
- Saya akan menegur langsung sahabat saya
- Saya akan meminta saran pada teman tentang apa yang harus saya lakukan
Soal ini mungkin terlihat mudah, namun setiap jawaban yang kita pilih memiliki skor yang berbeda-beda dari mulai rentang 1-5. Jadi kita harus tahu cara menjawabnya dan jawaban apa yang dianggap lebih baik. Saran saya kumpulkan soal-soal seperti ini dari internet dan pelajari, banyak banget kok di internet.
Sedangkan test yang ketiga adalah test Essay On the Spot (EOT). Disini kita harus siap pasang konsentrasi lebih tinggi lagi karena saat EOT kita akan diberikan topik dan harus menulis esai dalam waktu 30 menit. Masalahnya adalah ada sekitar 50-100 orang dalam satu ruangan dan saat semua mengetik secara bersamaan, masyaAllah rame banget sampek hilang focus dan konsentrasi ditambah lagi dengan study kasus dalam soal. Jadi kita diberikan study kasus (sebanyak setengah lembar) tentang masalah-masalah yang ada di lapangan dan kehidupan sosial.
Adapun topik-topiknya yaitu berkenaan dengan isu sosial yang lagi hangat dan diperbincangkan di Indonesia. Kalau dulu saya topik yang muncul adalah topik-topik yang sering dibahas di Indonesia Lawyer Club (ILC) atau di koran-koran seperti tentang Penurunan angka PNS, Vaksin, defisit keuangan dan lain lain. Tapi guys ini cuma pendapat para awardee yang mereka berkata bahwa nilai EOT itu tidak begitu dipertimbangkan jadi nilai kelulusan hanya diambil dari TPA saja dan saya rasa sih juga gitu karena banyak yang gugur karena nilai TPAnya kecil meskipun EOTnya bagus dan nulis hampir 1,5 lembar. Kalau saya menulis EOT hanya 6 baris saja karena gak punya ide dan waktu yang hanya 30 menit sajatapi Alhamdulillah lolos juga wkwkw but tetep play safe aja yaa. Inisekedar berbagi aja hehe.
Setelah kita keluar dari ruangan test tadi, kita dapat langsung melihat nilai kita di papan pengumuman digital di depan gedung tempat kita test. Di sini hanya untuk melihat hasil test SBK saja, kalian akan dihadapkan dengan rasa gak karuan deg-deg’an, kaki gemetar saat berjalan dan macem-macem haha tapi pas sudah lihat hati dan pikiran rasanya plong karena skor saya untungnya lebih sedikit dari minimal passing grade LPDP wkwkw.
Jadi teman-teman, hal yang paling enak dari LPDP ini adalah nilai kelulusan kita tidak ditentukan berdasarkan RANKING tapiditentukan dengan Passing Grade. Artinya mesikipun kita di urutan nomer 200 tapi skor kita melewati passing grade yang sudah ditetapkan oleh LPDP, maka pasti kita lolos. So, kalau sudah yakin dengan nilai kita, segeralah siap-siap untuk wawancara di bulan berikutnyaa (tapi tergantung jadwal dari LPDP ya). Untuk informasi passing grade SBK Regular dan Afirmasi silahkan lihat disini.
Tahap ke III Interview & LGD
Yey tahap I dan II telah lolos dan akhirnya tahap III pun di depan mata. Pada tahap ketiga ini kita akan dihadapkan oleh LGD dan Interview. Pada preode saya tahun 2018, LGD juga merupakan salah satu test di tahap ketiga ini, namun di tahun 2019 ini, LGD dihapus dan sekarang hanya adainterview saja di tahap ketiga ini.
Beberapa perubahan juga terjadi pada penilaian LPDP. Di tahun 2018 passing grade untuk Afirmasi adalah 600 dan nilai maksimal adalah 800-900an.Namun di tahun 2020 ini, skor maksimal adalah 1000 walaupun passing grade untuk afirmasi masih tetap 600. Ini berarti dengan tidak adanya LGD penilaian interview akan menentukan segalanya dan perlu diingat bahwa LPDP tidak memakai nilai akumulasi. Artinya seberapa tinggi atau rendahnya nilai SBK tidak akan berpengaruh pada nilai Interview. Seneng kan? Jelaslah seneng terutama bagi orang yang nilai SBKnya kecil seperti saya wkwkw.
BACA JUGA: 9 Jalur Masuk LPDP Beserta Passing Grade-nya
Panas-Dingin Interview
Saat saya dipanggil oleh tim interviewer, saya benar-benar menyiapkan mental agar tidak gugup dan terintimidasi karena menurut rekan yang sudah interview duluan, ada 1 interviewer yang agak sedikit kurang ramah dan super duper cuek . Jadi, sebelum saya masuk yang bisa saya lakukan adalah banyak berdoa dan membacasholawat agar tenang dan berusaha untuk tetap senyum sesekali agar terasa tidak tegang. Saat saya masuk keruangan dan saling tegur sapa dengan para interviewer, Alhamdulillah berkat doa dan modal sok ramah saya, suasanapun mencair bapak yang jutek dan cuek pun tersenyum setelah mendengar penjelasan dan cerita saya.
Oh iya dalam tahap ini ada 3 interviewer satu dari psikologi, satu dari expert kalau kita dari pendidikan interviewerini juga dari orang pendidikan dan satunya lagidari pihak LPDP. Interview tengah (expert) menanyakan seputar pendidikan di S1 termasuk pengalaman organisasi dimasa kuliah hingga materi yang akan dipelajari selama menjalani study S2 serta apa dampak jurusan yang saya ambil terhadap masyarakat indonesia. Pokoknya bapak ini nanya lengkap sekali sampek mabok teori wkwkw. Jadi saran saya kuasai pengetahuan tentang modul yang akan anda ambil di S2 nanti dan kalau perlu DIHAFAL nama-nama pelajaran persemester karena saya ditanya mengenai apa saja mata pelajaran semester 1 dan semester 2 di UCL dan sudah pasti om ini nanya dalam bahasa inggris.
Perangkap Psikolog (interviewer ke-2)
Interviewer ke-2 menanyakan tentang pengalaman organisasi dan kesiapan saya untuk S2 di LN. Beliau bertanya “have you ever been abroad? How about weather there? How could you survive? What if you are sick or feeling home sick”bla bla bla, dan banyak lagi. Nanti saya share di postingan berikutnya tentang daftar pertanyaan interview LPDP beserta contoh jawaban dan cara menjawabnya yaa.
Dalam menghadapi Psikolog kita harus extra hati-hati menjawab dan memahami pertanyaan karena banyak pertanyaan jebakan atau pertanyaan yang sensitif bahkan tak jarang ada yang privasi. Loh apa tujuannya? tujuanya adalah agar beliau melihat psikologi kita dan apa sih karakter yang kita sembunyikan. Sebagai contoh pertanyaan aneh yang jika kita tidak memahami pertanyaan dengan benar maka kita kan masuk perangkap, “kamu pernah pacaran gak? Apa kamu pernah ngelakuin apa saja sama pacarmu?” Kalau pola fikir kita kurang pas atau nethinkpasti kita akan tersinggung atau marah dan dalam hati mungkin berkata bilang “ihh apaan sih, gak sopan banget” dan jika kita berfikir demikian, disinilah kekalahan kitaterhadap psikologis diri kita sendiri.
Kalau kita perhatikan pertanyaan tersebut, “hal yang kita lakukan dengan pasangan” kan umum, bisa kita jawab dengan :
“saya biasanya dengan pasangan saya pergi jalan-jalan ke toko buku seperti gramedia atau pasar lokal untuk berburu buku karena kami memiliki hobi yang sama yaitu membaca buku. Terkadang kami pergi ke taman untuk berdiskusi pelajaran yang kurangkami pahami. Jadi kami saling bantu satu sama lain“.
Jadi, menurut saya apapun yang ditanyakan sebaiknya jawab dengan hal-hal yang wajar sertapahami baik-baik pertanyaan dari psikolog agar tak terjebak karena sempat beredar di media social bahwaada salah satu peserta yang tidak lolos,lalu men-judge bahwa katanya interviewer LPDP menanyakan hal yang kurang pantas dan menurutnya privasi banget. Eh ternyata pertanyaannya adalah pertanyaan yang ini “kamu pernah ngapain aja sama pasangan kamu” gitu katanya wkwk. Padahal itu pertanyaan umum dan semua bisa dijawab dengan simpel. Saya tidak tahu gimana aslinya mungkin dia beraksi spontan dan tersinggung dan emosi hingga akhirnya “mungkin” interviewernya menganggap itu reaksi dari karekter seperti itu kurang baik ya Wallahu a’lam bissowaf.
Interviewre ke-3
Interview ke 3 adalah dari pihak LPDP yang bertugas menanyakan tentang asas pancasila dan relevansinya terhadap kehidupan. Untungnya interviewer yang ke-3 ini orangnya baik dan ramah serta murah senyum tapi guys semua kembali dan tergantung bawaan kita pada first impression. Jadi usahakan sikap kita se-friendly mungkin saat pertama kali bertemu dengan interviewer ya. Oh iya kalau tidak salah beliau juga bertanya tentang gerakan Separatisme, GAM dan gerakan papua. Tidak berhenti disitu beliau juga merambah pada kasus korupsi dan kerukunan umat beragama di desa saya dan lain-lain. Untuk detail pertanyaannya saya akan bahas di post berikutnya.
Satu lagi, dalam tahap 3 ini kita kadang untung-untungan kadang interviewnya semuanya pakai bahasa inggris, which is not good if we do not possess a good speaking, kadang ada juga yang cuma 1 atau 2 saja yang pakai full english dan bahkan ada teman saya LPDP LN dia dari awal full menggunakan bahasa indonesia, padahal ketiga-tiga interviewer saya ini full bahasa inggris. Tapi gak apa apa yang penting dah lolos wkwkwk.
Jadi, seperti itu perjalanan saya mulai dari persiapan sampai akhirnya lolos LPDP. Mungkin sampai disini dulu, sampai jumpa di post berikutnya. Yok semangat LPDP bisa yokk hehe. I know you can as I did aamiin. Jika ada saran atau request tolong sampaikan dikolom komentar ya guys. Semoga bermanfaat Aamiin.